Dalam dunia kedokteran jantung, khususnya dalam menangani penyakit jantung koroner, penting untuk memahami cara menilai aliran darah di arteri koroner. Tiga metode utama yang sering digunakan untuk menilai tingkat penyumbatan arteri dan menentukan apakah intervensi seperti pemasangan stent diperlukan adalah FFR (Fractional Flow Reserve), iFR (Instantaneous Wave-Free Ratio), dan QFR (Quantitative Flow Ratio). Meskipun tujuannya sama, ketiga metode ini memiliki perbedaan penting.
Fractional Flow Reserve (FFR)
Fractional Flow Reserve (FFR) adalah teknik invasif yang digunakan untuk menilai aliran darah di arteri koroner yang menyempit akibat plak aterosklerosis. Teknik ini mengukur rasio tekanan darah di arteri yang menyempit dan arteri yang normal saat diberikan stimulan maksimal seperti adenosin.
Keunggulan FFR:
- Merupakan standar emas dalam menilai apakah stenosis menyebabkan iskemia.
- Mengurangi kebutuhan intervensi yang tidak perlu pada stenosis yang tidak signifikan.
Kekurangan FFR:
- Prosedur invasif dan menggunakan obat vasodilator yang bisa menyebabkan efek samping.
- Membutuhkan lebih banyak waktu dan sumber daya di laboratorium kateterisasi.
Instantaneous Wave-Free Ratio (iFR)
Instantaneous Wave-Free Ratio (iFR) adalah metode invasif yang lebih baru, tetapi tidak memerlukan obat seperti adenosin. iFR mengukur aliran darah pada fase gelombang bebas saat resistensi aliran minimal dalam siklus jantung.
Keunggulan iFR:
- Tidak memerlukan vasodilator, sehingga lebih nyaman bagi pasien.
- Proses lebih cepat dan efisien.
Kekurangan iFR:
- Masih relatif baru, sehingga belum dikenal sebaik FFR.
- Tidak selalu lebih unggul dibanding FFR dalam beberapa kasus tertentu.
Quantitative Flow Ratio (QFR)
Quantitative Flow Ratio (QFR) adalah metode non-invasif yang menggunakan hasil angiografi koroner untuk menghitung aliran darah di arteri yang menyempit. Metode ini tidak memerlukan alat atau obat yang dimasukkan ke dalam tubuh.
Keunggulan QFR:
- Non-invasif, lebih aman dan nyaman bagi pasien.
- Penilaian dapat dilakukan lebih cepat dan pada beberapa pembuluh darah sekaligus.
Kekurangan QFR:
- Masih tergantung pada kualitas gambar angiografi.
- Belum banyak digunakan di banyak pusat kesehatan.
Perbandingan FFR, iFR, dan QFR
Metode | Invasif/Non-invasif | Penggunaan Vasodilator | Nilai Batas | Keunggulan | Kekurangan |
---|---|---|---|---|---|
FFR | Invasif | Ya (Adenosin) | < 0,80 | Standar emas, akurat | Memerlukan obat, waktu lebih lama |
iFR | Invasif | Tidak | < 0,89 | Lebih nyaman, tanpa obat | Masih relatif baru |
QFR | Non-invasif | Tidak | < 0,80 | Tidak memerlukan kateter, lebih aman | Bergantung pada kualitas gambar angiografi |
Mana yang Lebih Baik?
Pemilihan antara FFR, iFR, dan QFR tergantung pada kondisi pasien, fasilitas medis, dan preferensi dokter jantung. FFR tetap menjadi standar emas, sementara iFR menawarkan kenyamanan lebih. QFR memberikan opsi non-invasif yang aman, tetapi belum digunakan secara luas.
Di CardiaCare, kami menyediakan teknologi terkini seperti FFR, iFR, dan QFR untuk membantu dokter jantung menentukan langkah terbaik dalam penanganan penyakit jantung koroner. Jika Anda atau keluarga memiliki gejala penyakit jantung koroner, segera berkonsultasi dengan dokter spesialis di CardiaCare untuk skrining jantung yang tepat dan akurat!
Referensi:
Mehta, O. H., et al. (2020). Comparison of diagnostic performance between quantitative flow ratio, non-hyperemic pressure indices, and fractional flow reserve. Cardiovascular Diagnosis and Therapy, 10(3), 442–452. https://doi.org/10.21037/cdt-20-179