Stroke masih menjadi salah satu penyebab kematian dan kecacatan terbesar di dunia. Salah satu jenis stroke yang paling berbahaya adalah stroke hemoragik, yaitu kondisi ketika pembuluh darah otak pecah dan menyebabkan perdarahan. Proses kerusakan bisa terjadi dalam hitungan menit, membuat kondisi ini menjadi gawat darurat neurologis yang harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu stroke hemoragik, penyebabnya, gejala awal yang harus diwaspadai, serta pilihan penanganan modern seperti embolisasi, coiling, dan clipping yang dapat menurunkan risiko perdarahan ulang. Penjelasan ini merujuk pada wawasan klinis dari dr. Benny Arie Pradana, Sp.N, FINA, M.Biomed – Spesialis Neurologi RS Tk. II dr. Soepraoen.
Apa itu Stroke Hemoragik?
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah, menyebabkan darah keluar ke jaringan otak. Aliran darah yang tidak normal ini meningkatkan tekanan di dalam rongga kepala dan merusak sel-sel otak.
Karena otak bekerja mengatur seluruh fungsi tubuh, kerusakan yang terjadi dapat memunculkan gejala neurologis berat dan berlangsung sangat cepat. Tanpa penanganan, kondisi ini dapat mengancam nyawa.
Penyebab Utama Pembuluh Darah Otak Pecah
Beberapa kondisi dapat melemahkan dinding pembuluh darah otak dan memicu perdarahan, antara lain:
1. AVM (Arteriovenous Malformation)
Kelainan bawaan di mana arteri dan vena terhubung secara abnormal.
AVM memiliki dinding pembuluh darah yang lebih lemah sehingga mudah pecah.
2. Aneurisma Otak
Aneurisma adalah pelebaran atau tonjolan pada dinding pembuluh darah akibat dinding yang menipis.
Jika pecah, darah akan mengalir ke rongga otak dan menyebabkan perdarahan hebat.
Kedua kondisi ini termasuk yang paling sering ditemukan pada pasien stroke hemoragik yang sebelumnya tidak memiliki gejala tertentu.
Gejala Awal Ketika Pembuluh Darah Otak Pecah
Menurut dr. Benny Arie Pradana, gejala stroke hemoragik bisa muncul sangat cepat dan beragam, tergantung bagian otak yang terkena.
Berikut tanda-tanda yang harus diwaspadai:
1. Lemah separuh badan (hemiparesis)
Pasien tiba-tiba sulit menggerakkan salah satu sisi tubuh.
2. Kebas atau mati rasa
Bagian tubuh tertentu terasa baal, hilang sensasi, atau sulit dikendalikan.
3. Pese / disartria (gangguan bicara)
Ucapan menjadi pelo, tidak jelas, atau sulit mengeluarkan kata-kata.
4. Merot / kelumpuhan otot wajah
Biasanya tampak dari mulut yang mencong ke satu sisi.
5. Penurunan kesadaran
Pasien bisa tampak mengantuk berat, bingung, hingga tidak merespons.
6. Kejang
Pada sebagian kasus, perdarahan dapat memicu kejang secara tiba-tiba.
Jika gejala ini muncul, jangan menunggu. Segera bawa pasien ke IGD karena waktu adalah kunci.
Bisakah Kelainan Pembuluh Darah Otak Disembuhkan?
Kabar baiknya: ya, bisa.
Kelainan pembuluh darah seperti AVM dan aneurisma dapat ditangani dengan teknologi intervensi modern, sehingga risiko pecah ulang bisa ditekan secara signifikan.
Berikut beberapa prosedur yang umum digunakan:
Prosedur Penanganan Modern pada AVM & Aneurisma Otak
1. Embolisasi
Prosedur intervensi untuk menutup pembuluh darah abnormal menggunakan bahan khusus.
Tujuannya adalah menghentikan aliran darah ke area AVM sehingga pembuluh darah abnormal kembali aman.
Keunggulan:
- Minim luka (tidak perlu operasi besar)
- Risiko perdarahan ulang menurun
- Waktu pemulihan lebih cepat
2. Coiling Aneurisma
Prosedur endovaskular untuk mengisi aneurisma dengan kumparan platinum (coils).
Tujuannya adalah menghentikan aliran darah masuk ke aneurisma sehingga tidak mudah pecah lagi.
Cocok untuk:
- Aneurisma dengan dinding tipis
- Aneurisma berisiko pecah ulang
- Pasien yang tidak memungkinkan operasi terbuka
3. Clipping Aneurisma
Prosedur bedah saraf untuk menutup leher aneurisma menggunakan klip titanium.
Keunggulan:
- Cocok untuk aneurisma yang sulit dijangkau melalui coiling
- Memberikan solusi definitif pada banyak kasus
- Mengurangi risiko pecah ulang secara signifikan
Kenapa Harus Ditangani Secepatnya?
dr. Benny menegaskan bahwa risiko perdarahan ulang sangat tinggi jika kelainan pembuluh darah tidak ditangani. Setiap detik yang terbuang bisa menyebabkan:
✔ kerusakan otak permanen
✔ kecacatan berat
✔ penurunan fungsi tubuh
✔ bahkan risiko kematian
Oleh karena itu, identifikasi gejala awal dan tindakan cepat adalah langkah penyelamat nyawa.
Pentingnya Deteksi Dini dan Akses Penanganan Tepat
Mengenali gejala stroke hemoragik sejak dini dapat membuat pasien mendapatkan:
- CT-Scan atau MRI lebih cepat
- Deteksi kelainan pembuluh darah yang akurat
- Penanganan intervensi yang tepat waktu
- Pencegahan perdarahan ulang
Semakin cepat pasien ditangani, semakin besar peluang pemulihan.
Kesimpulan: Stroke Hemoragik Bukan Akhir, Tapi Perlu Tindakan Cepat
Ketika pembuluh darah otak pecah, kerusakan neurologis dapat berlangsung dalam hitungan menit. Namun, dengan meningkatnya teknologi diagnostik dan tindakan intervensi modern—seperti embolisasi, coiling, dan clipping—banyak kasus kelainan pembuluh darah otak dapat ditangani dengan baik.
Kunci utamanya adalah:
✔ Kenali gejala
✔ Datang ke IGD segera
✔ Lakukan evaluasi oleh dokter spesialis
✔ Tindak lanjuti hingga tuntas untuk mencegah perdarahan ulang
Menjaga kesehatan otak berarti menjaga kualitas hidup jangka panjang.


