Takotsubo Syndrome: Ketika Patah Hati Bisa Menyerupai Serangan Jantung

Pernahkah kamu mendengar bahwa patah hati bisa membuat seseorang mengalami gejala mirip serangan jantung? Fenomena ini bukan mitos. Di dunia medis, kondisi tersebut dikenal sebagai Takotsubo Syndrome, atau sering disebut Broken Heart Syndrome. Walaupun jarang, kondisi ini dapat menjadi serius apabila tidak segera ditangani.

Apa Itu Takotsubo Syndrome?

Takotsubo Syndrome adalah kondisi kelemahan otot jantung yang terjadi secara tiba-tiba, biasanya dipicu oleh stres emosional atau fisik yang sangat kuat. Gejalanya sangat menyerupai serangan jantung, mulai dari nyeri dada hingga sesak napas, namun tanpa penyumbatan pembuluh darah koroner.

Kondisi ini pertama kali ditemukan di Jepang, sehingga nama dan istilah visualnya berasal dari budaya lokal.

Kenapa Disebut “Takotsubo”?

Pada Takotsubo Syndrome, bagian jantung, khususnya ventrikel kiri, mengalami perubahan bentuk yang khas:

  1. Bagian atas (base) menyempit
  2. Bagian bawah (apex) melebar dan menggelembung

Saat difoto menggunakan angiografi, bentuknya menyerupai perangkap gurita tradisional Jepang yang disebut takotsubo. Visual ini sangat khas dan menjadi salah satu ciri diagnostik kondisi ini.

Perubahan bentuk tersebut menyebabkan jantung memompa darah tidak sekuat biasanya, sehingga aliran oksigen ke seluruh tubuh juga berkurang.

Penyebab: Stres Emosional Tinggi yang Memicu Lonjakan Adrenalin

Takotsubo Syndrome seringkali muncul setelah seseorang mengalami:

  1. Kehilangan orang tercinta
  2. Putus hubungan atau perceraian
  3. Konflik emosional berat
  4. Tekanan psikologis ekstrem
  5. Stres fisik, seperti kecelakaan atau penyakit serius

Ketika stres terjadi, tubuh melepaskan adrenalin dan hormon stres dalam jumlah sangat tinggi. Lonjakan ini dapat:

  1. Membuat jantung bekerja terlalu keras
  2. Melemahkan otot jantung secara tiba-tiba
  3. Mengganggu pola kontraksi bilik jantung
  4. Memicu perubahan bentuk ventrikel kiri

Dampaknya, fungsi pemompaan jantung menurun dan muncullah gejala yang mirip serangan jantung.

Gejala Takotsubo Syndrome yang Harus Diwaspadai

Meski bukan serangan jantung akibat plak atau sumbatan koroner, gejalanya sangat mirip:

1. Nyeri dada mendadak

Biasanya dirasakan seperti ditekan atau diremas.

2. Sesak napas

Kesulitan bernapas karena jantung tidak memompa secara efektif.

3. Detak jantung cepat atau tidak beraturan

4. Kelemahan ekstrem & pusing

Karena aliran darah ke otak berkurang.

5. Kadang disertai pingsan (syncopal episode)

Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, terutama setelah masa menopause, namun dapat dialami siapa saja.

Bagaimana Dokter Mendiagnosisnya?

Karena gejalanya menyerupai serangan jantung, pasien biasanya menjalani berbagai pemeriksaan seperti:

1. EKG (Elektrokardiogram)

Sering menunjukkan perubahan seperti heart attack, sehingga pemeriksaan lanjutan diperlukan.

2. Pemeriksaan Enzim Jantung

Dapat meningkat, tetapi tidak setinggi pada infark miokard.

3. Angiografi Koroner

Digunakan untuk melihat apakah ada penyumbatan.
Pada Takotsubo: tidak ditemukan sumbatan.

4. Echocardiography

Menampilkan perubahan bentuk ventrikel kiri seperti “takotsubo”.

5. MRI Jantung (pada beberapa kasus)

Untuk memeriksa kerusakan otot jantung lebih detail.

Apakah Takotsubo Syndrome Berbahaya?

Walaupun dapat pulih, kondisi ini tidak boleh dianggap sepele. Komplikasi bisa terjadi, seperti:

  1. Gagal jantung sementara
  2. Gangguan ritme jantung
  3. Syok kardiogenik (jarang)
  4. Risiko kekambuhan, terutama jika stres kembali terjadi

Namun, dengan diagnosis cepat dan terapi yang tepat, mayoritas pasien dapat pulih dalam waktu hari hingga beberapa minggu.

Bagaimana Pengobatannya?

Pengobatan fokus pada pemulihan fungsi jantung dan mengelola stres pemicu. Beberapa terapi yang digunakan:

  1. Obat penurun tekanan jantung (beta-blocker)
  2. ACE inhibitor untuk memperkuat fungsi pompa
  3. Diuretik untuk mengurangi beban jantung
  4. Manajemen stres, konseling, atau terapi psikologis bila diperlukan

Follow-up berkala sangat penting untuk memastikan pemulihan jantung optimal.

Bisakah Dicegah?

Karena penyebab utamanya adalah stres ekstrem, pendekatan pencegahan lebih ke manajemen:

  1. Mengelola stres harian
  2. Menjaga kualitas tidur
  3. Latihan relaksasi, meditasi, atau olahraga ringan
  4. Menghindari beban emosional berlebihan bila memungkinkan
  5. Pemeriksaan jantung rutin bagi orang berisiko

Ketika Patah Hati Berpengaruh Lebih dari Sekadar Emosi

Takotsubo Syndrome menunjukkan bahwa hubungan antara emosi dan jantung sangat nyata. Stres atau kehilangan berat dapat memicu kondisi serius yang menyerupai serangan jantung. Namun kabar baiknya, dengan penanganan cepat dan tepat, sebagian besar pasien dapat pulih sepenuhnya.

Jika kamu merasakan nyeri dada atau sesak napas setelah mengalami stres berat, jangan anggap ringan—segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top