Bagaimana Stent Dapat Mengembang di Pembuluh Darah yang Mengalami Stenosis?

Penyakit jantung koroner adalah salah satu masalah kesehatan yang paling umum dan serius di seluruh dunia. Kondisi ini sering kali terjadi akibat penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah yang dikenal sebagai stenosis. Stenosis ini disebabkan oleh akumulasi plak yang terdiri dari berbagai zat, termasuk lemak, kolesterol, kalsium, serta zat sisa lainnya yang menumpuk di dinding bagian dalam arteri. Penumpukan plak tersebut menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi lebih tebal dan kaku, sehingga diameter pembuluh darah menyempit. Akibatnya, aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi penting ke jantung dan organ-organ vital lainnya menjadi terhambat.

Ketika aliran darah terganggu, jantung tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup, terutama saat sedang bekerja keras seperti saat berolahraga atau berada dalam situasi stres. Hal ini bisa menimbulkan gejala seperti nyeri dada yang dikenal sebagai angina, sesak napas, kelelahan, bahkan dalam kasus yang lebih parah, serangan jantung mendadak. Penyakit jantung koroner juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gagal jantung, di mana jantung tidak mampu memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.

Penyebab utama stenosis adalah aterosklerosis, yaitu proses peradangan kronis di mana plak terbentuk di arteri selama bertahun-tahun. Faktor risiko utama yang berkontribusi terhadap aterosklerosis meliputi gaya hidup tidak sehat seperti pola makan tinggi lemak jenuh dan kolesterol, merokok, kurangnya aktivitas fisik, serta tekanan darah tinggi. Faktor-faktor ini memperburuk akumulasi plak dan meningkatkan risiko terjadinya penyempitan arteri.

Untuk mengatasi stenosis yang sudah menyebabkan penyempitan parah pada arteri, prosedur medis yang dikenal sebagai angioplasti dengan pemasangan stent sering kali menjadi solusi yang paling efektif. Prosedur ini dirancang untuk membuka kembali pembuluh darah yang tersumbat sehingga darah dapat mengalir dengan lancar ke jantung.

Apa itu Stent?

Stent adalah alat kecil berbentuk tabung yang terbuat dari bahan logam atau polimer. Alat ini dimasukkan ke dalam arteri yang menyempit untuk membantu memperlebar saluran darah dan memastikan aliran darah tetap lancar. Pada umumnya, pemasangan stent dilakukan melalui prosedur yang dikenal sebagai angioplasti, yang menggunakan balon kecil untuk membuka area arteri yang terhambat sebelum stent dipasang.

Proses Kerja Stent di Pembuluh Darah

  1. Prosedur Angioplasti dan Pemasangan Stent
    Prosedur dimulai dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah besar di lengan atau selangkangan. Kateter ini dilengkapi dengan balon di ujungnya yang akan diarahkan menuju area arteri yang tersumbat. Setelah sampai di lokasi stenosis, balon akan mengembang untuk membuka area yang menyempit. Pada saat yang sama, stent yang berada di luar balon juga akan ikut mengembang.
  2. Pengembangan Stent
    Ketika balon dikembangkan, stent yang terbuat dari jaringan logam fleksibel akan mengembang dan menekan plak yang menutupi dinding arteri. Stent ini bertindak sebagai penopang agar arteri tetap terbuka meskipun balon telah dikempiskan dan dilepaskan.
  3. Fungsi Stent Setelah Pemasangan
    Setelah balon dikempiskan dan dikeluarkan, stent akan tetap berada di tempatnya, membantu menjaga agar arteri tetap terbuka. Stent ini mencegah arteri menyempit kembali (restenosis) yang sering terjadi pada pasien dengan stenosis berat. Selain itu, beberapa stent dilapisi dengan obat yang membantu mencegah pembentukan jaringan parut yang bisa kembali menutup arteri.

Mengapa Stent Penting dalam Mengatasi Stenosis?

Stent sangat penting dalam mencegah terjadinya penyempitan ulang pembuluh darah setelah prosedur angioplasti. Tanpa stent, dinding arteri yang sebelumnya tersumbat dapat kembali menyempit, menyebabkan aliran darah terganggu lagi. Dengan adanya stent, risiko restenosis dapat dikurangi secara signifikan.

Selain itu, stent juga membantu mengurangi gejala seperti nyeri dada (angina) dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan penyakit jantung koroner. Bagi mereka yang sudah pernah mengalami serangan jantung, pemasangan stent dapat menjadi langkah krusial untuk mencegah serangan jantung lebih lanjut.

Jenis-Jenis Stent

Ada beberapa jenis stent yang digunakan dalam prosedur medis:

  • Stent Biasa (Bare-Metal Stent)
    Terbuat dari logam tanpa pelapis obat. Digunakan untuk memastikan pembuluh darah tetap terbuka setelah angioplasti.
  • Stent Berlapis Obat (Drug-Eluting Stent)
    Didesain dengan lapisan obat yang dilepaskan secara perlahan untuk membantu mencegah pembentukan jaringan parut dan risiko restenosis.
  • Stent Biodegradable
    Terbuat dari bahan yang bisa diserap oleh tubuh setelah beberapa waktu, mengurangi risiko komplikasi jangka panjang.

Risiko dan Komplikasi

Walaupun pemasangan stent adalah prosedur yang relatif aman, ada beberapa risiko yang harus diperhatikan, seperti:

  • Pembekuan darah di sekitar stent
  • Infeksi di area pemasangan kateter
  • Alergi terhadap bahan stent atau obat yang digunakan

Penting bagi pasien untuk mengikuti anjuran dokter mengenai penggunaan obat anti-pembekuan darah setelah pemasangan stent untuk meminimalkan risiko komplikasi.

Kesimpulan

Stent merupakan teknologi medis yang vital dalam mengatasi stenosis atau penyempitan arteri akibat penumpukan plak. Dengan pemasangan stent, aliran darah ke jantung dapat diperbaiki, mengurangi gejala, dan mencegah komplikasi serius seperti serangan jantung. Jika Anda atau orang yang Anda cintai mengalami masalah jantung koroner, berkonsultasilah dengan dokter spesialis jantung di CardiaCare untuk mengetahui lebih lanjut tentang manfaat dan proses pemasangan stent.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top